Senin, 16 Maret 2009

Ragam Ilmiah dalam Menulis Akademik

Oleh: Niknik M. Kuntarto, S.Pd., M.Hum.

Kesantunan bahasa di kalangan akademik diwujudkan melalui pemakaian ragam bahasa ilmiah dalam kegiatan menulis akademik, baik secara lisan maupun tulisan. Agar memiliki kesantunan berbahasa, mahasiswa harus sering disodori bacaan yang bisa ditiru sehingga mahasiswa memiliki keterampilan menulis yang baik. Mahasiswa yang pandai membaca akan lebih cepat mampu memahami ejaan, diksi, kalimat, paragraf, dan karangan. Pada Bab III ini penulis akan membahas ketidaksantunan bahasa yang sering dilakukan dalam penulisan akademik dan penulis juga akan menyajikan cara memperbaiki ketidaksantunan tersebut.

Berdasarkan pengamatan terhadap beberapa karangan yang dibuat oleh mahasiswa, baik karangan ilmiah maupun populer, penulis menemukan beberapa ketidaksantunan berbahasa, seperti penerapan ejaan yang salah, pilihan kata yang tidak baku, kalimat yang tidak efektif, paragraf yang tidak padu, dan konvensi penulisan yang tidak teratur. Perhatikan contoh makalah berikut ini.

BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar belakang masalah

Sudah tidak bisa di pungkiri dalam kehidupan manusia, kebutuhan air minum merupakan faktor utama. Diberbagai belahan bumi peningkatan kesehatan sangatlah berhubungan erat dengan masalah air minum. Secara ilmiah sumber air minum yang terdapat dalam belahan bumi yang beriklim empat musim dapat dikategorikan lebih baik, namun daerah yang beriklim dua musim sangat dilema, terutama di Indonesia yang sampai saat ini masih sulit mendapatkan standar kwalitas air minum yang baik.

Salah satu dari sekian banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang air minum adalah PT. Romeo Alam Segar yang memroduksi air minum dalam kemasan yang memenuhi standar kwalitas. Saat ini produk tersebut telah tersedia diberbagai sektor pasar, baik pasar sederhana ataupun pasar terkemuka seperti misalnya supermarket, minimarket, dan lain-lain.

Meskipun P.T. Romeo Alam Segar adalah perusahaan yang cukup besar, tetapi penjualan produknya tidak bisa dikatakan tanpa pesaing karena adanya berbagai macam merk yang beredar di pasaran saat ini. Perusahaan-perusahaan pesaing berlomba-lomba berusaha mentargetkan kemenangan dengan menggunakan kebijakan-kebijakan promosi penjualan seperti adanya discount.

Sejak PT. Romeo Alam Segar memroduksi air minum dalam kemasan, program discount telah dijalankan sebaga fungsi kontrol harga eceran produk air minum, tetapi sejak menjamurnya merk-merk air minum dalam kemasan tersebut, program potongan harga lebih diintensifkan untuk mengantisipasi persaingan. Berdasarakan data-data penjualan setiap tahunnya program potongan harga yang telah di jalankan memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap target penjualan.

Pada 1998 perusahaan yang dipimpin oleh Dr. Ruby Aurora Primapuspa, S.E. ini sudah memberikan potongan harga. Tetapi belum mencapai sasaran nilai penjualan yang di inginkan karena disebabkan oleh situasi sulit yang melanda perekonomian Indonesia saat itu seperti pengangguran yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, tingkat inflasi yang melonjak dan pergolakkan politik yang menyebabkan kerusuhan di mana-mana. Sehingga mengakibatkan daya beli konsumen melemah. Begitu juga yang dialami oleh PT Romeo Alam Segar yang memutuskan menaikkan diskon yang lebih tinggi pada tahun berikutnya. Sasaran utama perusahaan yang beralamat dijalan Abdul Rahman nomor 99 jakarta timur ini bukan semata-mata demi untuk mencapai target, tetapi juga mencapai peningkatan volume penjualan yang maksimal.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik melakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Potongan Harga Terhadap Nilai Penjualan Pada Produk Air Minum PT. Romeo Alam Segar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah yang diajukan yaitu sebagai berikut :

1) Apakah terdapat hubungan antara potongan harga dengan nilai penjualan pada PT Romeo Alam Segar?

2) Bagaimanakah potongan harga terhadap nilai penjualan pada PT Romeo Alam Segar?


C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu :

a. Untuk mengetahui hubungan antara potongan harga dengan nilai penjualan pada PT Romeo Alam Segar;

b. Untuk mengetahui pengaruh potongan harga terhadap nilai penjualan pada PT Romeo Alam Segar.


Dapatkah Anda menganalisis kesalahan bahasa pada makalah tersebut?


1. Ketidaksantunan Ejaan

Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah yang mengatur cara melambangkan bunyi, cara memisahkan atau menggabungkan kata, dan cara menggunakan tanda baca. Ejaan yang berlaku sekarang adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang diresmikan pada 16 Agustus 1972. Ketidaksantunan ejaan pada makalah ini yaitu a) penulisan subjudul, b) penulisan kata depan, c) dan penggunaan tanda baca.

Menurut EYD, penulisan judul menggunakan huruf kapital di awal kata kecuali kata tugas. Selain itu, tanda titik tidak digunakan di belakang subjudul dan penulisan subjudul pun tidak menggunakan huruf miring, kecuali judul buku.


Penulisan judul berikut salah.

A. Latar belakang masalah.

B. Rumusan masalah.

“Pengaruh Potongan Harga Terhadap Nilai Penjualan Pada Produk Air Minum PT Romeo Alam Segar”

Penulisan yang benar yaitu

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

Pengaruh Potongan Harga terhadap Nilai Penjualan pada Produk Air Minum PT Romeo Alam Segar”


Seorang mahasiswa pernah bertanya kepada penulis, “Mengapa penulisan penyingkatan ‘Perseroan Terbatas’ harus dipermasalahkan? Bukankah penyingkatan dengan tanda titik (P.T.) atau tanpa tanda titik (PT) tidak akan membedakan pengertian?” Ketika itu, penulis menjawab, “Penulisan PT dan P.T. diibaratkan seperti dua orang mahasiswa (A dan B) memakai sepatu. Mahasiswa A memakai sepasang sepatu (kiri dan kanan), sedangkan mahasiswa B memakai sepatu, tetapi bagian kanan semua. Penulisan PT (tanpa menggunakan tanda titik) diibaratkan mahasiswa yang memakai sepasang sepatu (bagian kiri dan kanan), sedangkan penulisan P.T. (menggunakan tanda titik) diibaratkan mahasiswa yang memakai sepatu bagian kanan semua. Pilihlah, Anda mau menjadi mahasiswa A atau B?

Menurut EYD, selain tidak digunakan di belakang judul, mata uang, timbangan, dan ukuran, tanda titik tidak digunakan di belakang singkatan kata yang terdiri atas huruf-huruf awal kapital. Dengan demikian, penulisan singkatan Perseroan Terbatas yang benar adalah PT (tanpa menggunakan tanda titik).

Sementara itu, tanda titik hanya digunakan di belakang singkatan nama diri, gelar, ungkapan umum yang menggunakan huruf kecil, dan angka yang menyatakan jumlah. Penulisan gelar yang benar adalah Dr. Ruby Aurora Primapuspita, S.E. bukan DR. Ruby Aurora Primapuspita, SE.

Dalam masyarakat kita terdapat bermacam gelar, umpamanya gelar akademik, gelar adat, gelar keagamaan dan gelar kehormatan (honoris causa). Walaupun dalam bahasa Indonesia sudah diatur penggunaan (singkatan) gelar-gelar tersebut, kelihatannya masih terjadi kerancuan cara penggunaan dan tempat untuk gelar-gelar tersebut. Sebagai contoh, gelar doktor. Ada yang menulisnya dengan singkatan yang menggunakan huruf besar /DR/ dan ada juga yang menulisnya /Dr/ dengan /r/ kecil dan /d/ besar. Manakah yang benar?

Dalam pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan dengan jelas diterangkan bahwa singkatan gelar doktor ialah /Dr./ dengan /D/ besar dan /r/ kecil. Untuk singkatan gelar dokter dengan /e/ digunakan /d/ kecil dan /r/ kecil. Singkatan /dr/ menjadi /Dr./jika terletak pada awal kalimat. Akan tetapi, dianjurkan bila gelar/dr./ digunakan pada awal kalimat, sebaiknya ditulis lengkap Dokter supaya tidak keliru dengan gelar doktor yang memang ditulis dengan /D/ besar di mana pun tempatnya. Perhatikan contoh berikut ini.

  1. Renata Kanaratih berhasil meraih gelar doktor dalam ilmu budaya. Kini namanya menjadi Dr. Renata Kanaratih, S.Pd., M.Hum..

  2. Setelah diangkat menjadi guru besar, Dr. Renata Kanaratih, S.Pd., M.Hum. namanya akan ditulis menjadi Prof. Dr. Renata Kanaratih, S.Pd., M.Hum..

  3. Dokter Ruby Aurora akan menjadi pembimbing skripsi di Universitas Indonesia.

  4. Di Majalengka dr. Dodo Sumbada akan memimpin Rumah Sakit Umum Daerah.

Kadang-kadang orang menuliskan gelar doktor dengan singkatan /DR/, keduanya dengan huruf besar. Cara seperti itu jelas tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Gelar kehormatan doktor juga harus ditulis /Dr./ yaitu /D/ besar dan /r/ kecil. Di belakang gelar kehormatan itu ditambahkan dalam kurung (HC) tanpa titik di antara kedua huruf tersebut. Perhatikanlah contoh berikut ini.

  1. Penyanyi Cici Paramida memperoleh gelar kehormatan dari universitas terkenal di Malaysia. Kini dia bergelar Dr. (HC) Cici Paramida.


Jika gelar lebih dari satu, sebaiknya digunakan saja gelar yang tertinggi, tetapi tidak ada larangan menggunakan semua gelar tersebut. Sebagai contoh :

Prof. Dr. dr. Cut Ita Ali

Wiwik Widyastuti, S.I.P., M.Sc.


Gelar-gelar agama ditulis sebelum nama diri seperti :

Prof. Dr. dr. H. Soetedjo Oetojo, M.A.

Drs. K.H. Imam Hanafi, S.Ag


Selanjutnya, ketidaksantunan ejaan terletak pada penulisan kata depan di dan awalan di-. Penulis pernah mengatakan kepada mahasiswa bahwa ketidaksantunan ini merupakan ‘penyakit’ karena terlalu sering dilakukan oleh mahasiswa dan setelah diberi tahu tentang kesalahan tersebut, mahasiswa selalu mengulangi. Menurut EYD, penulisan kata depan di dan awalan di- dibedakan. Cara penulisan kata depan di dipisah dari kata tempat atau benda yang mengikuti, sedangkan penulisan awalan di- digabung dengan kata kerja atau sifat yang mengikuti. Dengan demikian kesalahan pada kata kata diberbagai, dijalan, di jalankan, dan di pungkiri dapat dikoreksi menjadi di berbagai, di jalan, dijalankan, dan dipungkiri. Jika Anda tetap menulis di pungkiri berarti pungkiri adalah nama tempat. Baiklah, sekarang penulis bertanya, di manakah daerah Pungkiri itu?

2. Ketidaksantunan Diksi dan Kalimat

Diksi adalah pilihan kata dalam mengungkapkan apa yang ingin disampaikan. Terdapat ketidaksantunan diksi dalam makalah yaitu berhubungan dengan pemilihan kata baku dan tidak baku.


Kata Tidak Baku Kata Baku

mentargetkan menargetkan

memroduksi memproduksi

kwalitas kualitas

Menurut kaidah bahasa Indonesia, pembentukan awalan me- akan luluh jika menghadapi kata-kata yang berhuruf awal /s/, /p/, /t/, dan /k/, kecuali kluster seperti /kr/, /pr/, /tr/, dan /sp/. Dengan demikian diksi yang benar bukan bentuk mentargetkan dan memroduksi, melainkan bentuk menargetkan dan memproduksi.

Selanjutnya, pemilihan kata kwalitas yang diserap dari bahasa Inggris quality adalah salah, seharusnya kualitas. Penyerapan unsur asing ke dalam bahasa Indonesia sudah diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 146/U/2004 tentang Pedoman Umum Pembentukan Istilah.

Ketidaksantunan yang lain terletak juga pada pemilihan kata yang boros dan idiomatik yang salah sehingga kalimat menjadi tidak efektif. Perhatikan contoh berikut ini.

a. Pada 1998 perusahaan yang dipimpin oleh Dr. Ruby Aurora Primapuspa, S.E. ini sudah memberikan potongan harga, tetapi belum mencapai sasaran nilai penjualan yang diinginkan karena disebabkan oleh situasi sulit yang melanda perekonomian Indonesia saat itu seperti misalnya pengangguran yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, tingkat inflasi yang melonjak, dan pergolakkan politik yang menyebabkan kerusuhan di mana-mana

b. Saat ini produk tersebut telah tersedia di berbagai sektor pasar, baik pasar sederhana ataupun pasar terkemuka seperti misalnya supermarket, minimarket, dan lain-lain.

c. Sasaran utama perusahaan yang beralamat di Jalan Abdul Rahman Nomor 99 Jakarta Timur ini bukan semata-mata demi untuk mencapai target, tetapi juga mencapai peningkatan volume penjualan yang maksimal.

Kata Boros Kata Hemat

karena disebakan oleh … karena …

… disebabkan oleh …

seperti misalnya… dan lain-lain … seperti …

… misalnya …

… dan lain-lain

demi untuk … demi …

… untuk …

tingkat inflasi yang melonjak pelonjakan inflasi

pergolakkan politik pergolakan politik


Di samping itu, terdapat ketidaksantunan pemilihan idiomatik atau padanan khas yang tetap seperti baik … ataupun …, antara ….dengan …, dan bukan …, tetapi…. Seharusnya, idiomatik tersebut dapat dikoreksi menjadi baik … maupun …, antara … dan …, dan bukan …, melainkan …atau tidak …, tetapi ….

Berdasarkan penjelasan tersebut, kalimat a, b, dan c dapat diperbaiki seperti berikut ini.

a. Pada 1998 perusahaan yang dipimpin oleh Dr. Ruby Aurora Primapuspa, S.E. ini sudah memberikan potongan harga, tetapi belum mencapai sasaran nilai penjualan yang diinginkan karena situasi sulit yang melanda perekonomian Indonesia saat itu seperti pengangguran yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, pelonjakan tingkat inflasi dan pergolakan politik yang menyebabkan kerusuhan di mana-mana

b. Saat ini produk tersebut telah tersedia di berbagai sektor pasar, baik pasar sederhana maupun pasar terkemuka, misalnya supermarket dan minimarket.

c. Sasaran utama perusahaan yang beralamat di Jalan Abdul Rahman Nomor 99 Jakarta Timur ini bukan semata-mata untuk mencapai target, melainkan juga mencapai peningkatan volume penjualan yang maksimal.

3. Ketidaksantunan Paragraf

Kalimat-kalimat yang terangkai akan membentuk paragraf. Paragraf yang baik harus memenuhi persyaratan kepaduan. Persyaratan kepaduan ini dapat tercapai jika menerapkan penggunaan kata penghubung yang tepat, baik kata penghubung intrakalimat maupun kata penghubung antarkalimat. Kata tetapi dan sehingga bukan merupakan kata penghubung antarkalimat, melainkan kata penghubung intrakalimat. Sebaliknya, kata namun bukan kata penghunung intrakalimat, melainkan kata penghubung antarkalimat yang berfungsi menghubungkan antara kalimat yang satu dengan yang lain. Perhatikan contoh ketidaksantuanan berikut ini.

a. Sudah tidak bisa dipungkiri dalam kehidupan manusia, kebutuhan air minum merupakan faktor utama. Di berbagai belahan bumi peningkatan kesehatan sangatlah berhubungan erat dengan masalah air minum. Secara ilmiah sumber air minum yang terdapat dalam belahan bumi yang beriklim empat musim dapat dikatagorikan lebih baik, namun daerah yang beriklim dua musim sangat dilema, terutama di Indonesia yang sampai saat ini masih sulit mendapatkan standar kualitas air minum yang baik.

b. Pada 1998 perusahaan yang dipimpin oleh Dr. Ruby Aurora Primapuspa, S.E. ini sudah memberikan potongan harga. Tetapi belum mencapai sasaran nilai penjualan yang diinginkan karena situasi sulit yang melanda perekonomian Indonesia saat itu seperti pengangguran yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, pelonjakan tingkat inflasi dan pergolakan politik yang menyebabkan kerusuhan di mana-mana. Sehingga daya beli konsumen melemah. Begitu juga yang dialami oleh PT Romeo Alam Segar yang memutuskan menaikkan diskon yang lebih tinggi pada tahun berikutnya.


Paragraf tersebut dapat diperbaiki seperti berikut ini.

a. Sudah tidak bisa dipungkiri dalam kehidupan manusia, kebutuhan air minum merupakan faktor utama. Di berbagai belahan bumi peningkatan kesehatan sangat berhubungan erat dengan masalah air minum. Secara ilmiah sumber air minum yang terdapat dalam belahan bumi yang beriklim empat musim dapat dikatagorikan lebih baik, tetapi daerah yang beriklim dua musim sangat dilema, terutama di Indonesia yang sampai saat ini masih sulit mendapatkan standar kualitas air minum yang baik.

atau

Sudah tidak bisa dipungkiri dalam kehidupan manusia, kebutuhan air minum merupakan faktor utama. Di berbagai belahan bumi peningkatan kesehatan sangat berhubungan erat dengan masalah air minum. Secara ilmiah sumber air minum yang terdapat dalam belahan bumi yang beriklim empat musim dapat dikatagorikan lebih baik. Namun, daerah yang beriklim dua musim sangat dilema, terutama di Indonesia yang sampai saat ini masih sulit mendapatkan standar kualitas air minum yang baik.

b. Pada 1998 perusahaan yang dipimpin oleh Dr. Ruby Aurora Primapuspa, S.E. ini sudah memberikan potongan harga, tetapi belum mencapai sasaran nilai penjualan yang diinginkan karena situasi sulit yang melanda perekonomian Indonesia saat itu seperti pengangguran yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, pelonjakan tingkat inflasi dan pergolakan politik yang menyebabkan kerusuhan di mana-mana sehingga daya beli konsumen melemah. Begitu juga yang dialami oleh PT Romeo Alam Segar yang memutuskan menaikkan diskon yang lebih tinggi pada tahun berikutnya.


4. Ketidaksantunan Konvensi Penulisan

Konvensi penulisan karangan ilmiah adalah kaidah yang mengatur penampilan karangan ilmiah agar teratur. Keteraturan yang tampak pada penulisan karangan ilmiah adalah sistematika penomoran. Ada dua cara mengatur sistematika penomoran yaitu dengan menggunakan sistem gabungan angka dan huruf dan sistem angka digital seperti berikut ini.

I.

II.

A.

B.

1.

2.

a.

b.

1)

2)

a)

b)

(1)

(2)

(a)

(b)

((1))

((2))

((a))

((b))

1.

1.1

1.2

1.3

1.3.1

1.3.2

1.3.3

2.

2.1

2.2

2.3

2.3.1

2.3.2

2.3.3








Ketidaksantunan sistematika penomoran pada makalah ini yaitu

a.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah yang diajukan yaitu sebagai berikut :

1) Apakah terdapat hubungan antara potongan harga dengan nilai penjualan pada PT Romeo Alam Segar?

2) Bagaimanakah potongan harga terhadap nilai penjualan pada PT Romeo Alam Segar?

b.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu :

a. Untuk mengetahui hubungan antara potongan harga dengan nilai penjualan pada PT Romeo Alam Segar;

b. Untuk mengetahui pengaruh potongan harga terhadap nilai penjualan pada PT Romeo Alam Segar.


Dapatkah Anda memperbaikinya? Berikut adalah jawaban yang benar. Samakah jawaban Anda dengan jawaban berikut ini?

a.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah yang diajukan yaitu sebagai berikut.

    1. Apakah terdapat hubungan antara potongan harga dengan nilai penjualan pada PT Romeo Alam Segar?

    2. Bagaimanakah potongan harga terhadap nilai penjualan pada PT Romeo Alam Segar?

b.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu

  1. untuk mengetahui hubungan antara potongan harga dan nilai penjualan pada PT Romeo Alam Segar;

2. untuk mengetahui pengaruh potongan harga terhadap nilai penjualan pada PT Romeo Alam Segar.

Perhatikan penggunaan tanda baca setelah kata yaitu dan yaitu sebagai berikut. Seringkali mahasiswa menggunakan tanda baca titik dua setelah kata yaitu dan yaitu sebagai berikut. Padahal, penggunaan tanda titik dua setelah kata yaitu dan yaitu sebagai berikut mubazir karena memiliki arti yang sama. Tanda titik dua mempunyai arti yaitu, adalah, yakni, dan ialah. Jadi, penggunaan tanda titik dua dan yaitu merupakan suatu pilihan.

Selanjutnya, perhatikan penggunaan huruf kapital di awal kalimat perincian. Gunakan huruf kapital jika kalimat sebelum perincian menggunakan yaitu sebagai berikut.(diakhiri tanda titik) dan gunakan huruf kecil jika diakhiri kata yaitu (tanpa diakhiri tanda titik dua) atau …berikut: (diakhiri tanda titik dua).