Senin, 23 Mei 2011

Tebar Pesona MC

TEBAR PESONA MC
Oleh: Niknik M. Kuntarto




Siapakah yang masih merasa gugup bila berbicara di depan umum? Apakah gugup itu baik atau tidak? Gugup ketika berbicar a tidak baik. Ya, benar. Gugup tidak baik ketika berbicara karena akan menggganggu konsentrasi kita. Namun, bisa juga gugup itu baik. Mengapa? Gugup baik bila terasa sebelum berbicara karena dengan kesadaran bahwa kita gugup kalau berbicara, kita akan mempersiapkan segala sesuatunya dengan sebaik mungkin. Nah, bagaimanakah bila suatu saat setelah Anda bekerja, tiba-tiba atasan kita meminta agar Anda menjadi pembawa acara atau MC (master of Seremony) pada suatu kegiatan? Apakah Anda akan menolaknya? Tentu tidak, siapa pun bisa menjadi pembawa acara.





Nah bagaimanakah menjadi MC yang baik. Inilah penjelasannya.
1. Strategi Menjadi MC
a. Persiapan dan Penguasaan Materi Acara
Segala sesuatu bila dipersiapkan dengan maksimal, hasilnya akan lebih bagus. Hal-hal penting yang harus diperhatikan ketika akan menjadi MC adalah penguasaan rundown acara, susunan acara, mengetahui keharmonisan hubungan antara kesiapan acara dengan susunan acara yang ada, mencari informasi siapa saja audiens dan para tamu undangan, menuliskan dan melafalkan dengan benar nama dan gelar tamu undangan, dan rajin membaca. Seorang MC harus rajin membaca. Mengapa? Akan sangat menarik bagi audience, kalau kita sanggup memberi komentar yang pas terhadap penampilan apapun yang ada di panggung. Hal ini hanya bisa dicapai kalau kita selalu memperkaya diri kita dengan bacaan yang beragam. Kita perlu tahu serba sedikit tentang bahasa, teknologi, kesehatan, olahraga, dan lain-lain. Dengan demikian, kita sanggup memberi komentar yang pas terhadap apa yang ada di hadapan audiens.
Namun, khusus untuk acara yang bersifat resmi, apalagi bila yang hadir adalah orang-orang penting seperti presiden, wakil presiden,dan menteri. tugas seorang MC harus lebih fokus dan mau bekerja sama dengan para protokoler. Susunan acara lebih singkat, padat, dan tidak bertele-tele. Tidak disarankan seorang MC memberi komentar apa pun pada setiap tahapan acara.



Selanjutnya, seorang MC harus mahir membuat kartu acara. Kartu acara ini berfungsi sebagai panduan ketika acara berlangsung. Hal yang perlu diperhatikan ketika membuat kartu acara adalah 1) buat cover kartu acara semenarik mungkin dengan ukuran kartu pos, 2) sesuaikan cover acara dengan tema acara yang akan dipandu, 3) tuliskan susunan acara secara garis besar dan diikuti perincian detil acara demi acara, bila perlu tuliskan cara pengucapan bila dirasa ada beberapa kata yang sulit dilafalkan,misalnya cara mengeja nama orang, dan 4) sisakan bagian yang kosong pada kartu acara untuk mencatat bila diperlukan, misalnya adanya perubahan susunan acara, perubahan nama tamu undangan, atau perubahan waktu.

b. Persiapan Mental
1) Kenali suara Anda
Setelah materi acara kita kuasai, langkah selanjutnya adalah persiapan mental kita. Kenali diri Anda dengan baik. Kenali suara Anda beserta kelemahan dan kelebihannya. Berlatihlah bila suara Anda kurang kuat. Produksi suara terdiri dari speed,yaitu standar kecepatan suara dengan menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi. Volume, dalam memandu sebuah acara, suara yang dihasilkan harus bulat. Power, yakni kekuatan suara yang dihasilkan harus tepat sesuai dengan pemakaian kata. Tone, yaitu tinggi rendah suara sehingga audience tidak merasa bosan selama acara berlangsung. Timbre, akan menghasilkan suara yang ekspresif dan akan sangat mudah memengaruhi pendengar.


Selain memerhatikan hal-hal yang berhubungan dengan produksi suara, cara Anda bernapas juga harus diperhatikan. Disarankan berbicaralah dengan napas perut karena suara yang dihasilkan lebih dalam, power lebih kuat, dan lebih terasa nikmat didengar.

Seorang MC juga harus mengetahui teknik berbicara. Aturlah intonasi suara Anda. Sebaiknya suara tidak datar, tetapi mengandung irama. Perjelas artikulasi suara Anda. Setiap kata yang diucapkan harus jelas benar sehingga mudah dimengerti. Perhatikan juga stressing yang berfungsi ntuk memberikan energi dalam suara, tidak menimbulkan kesan loyo. Terakhir, perhatikan phrasing atau jeda sesaat agar kita dapat member waktu pada audiens agar apa yang kita sampaikan dapat dimengerti.

Untuk acara resmi ciptakan suasana dengan suara natural, lambat, rendah, volume kuat, khidmat, dan serius, sedangkan untuk acara hiburan ciptakan suasana suara kadang agak cepat, fluktuatif, volume tetap kuat, khidmat, dan serius.

2) Kenali bahasa tubuh Anda
Bahasa tubuh adalah alat komunikasi yang efektif. Saat menjadi MC, berdirilah. Untuk
wanita bentuklah sudut 45°, tegak, dada tegap, bahu rata. Untuk pria kaki sedikit terbuka. Bila
harus berjalan tetap tubuh tegap, bahu relaks, dan melangkahlah dengan mantap. Hindari gerakan-gerakan yang berlebihan. Tatap audiens secara menyeluruh, kecuali ketika kita memanggil audiens untuk memberikan sambutan, sambil memanggil namanya, tataplah mata orang tersebut dengan ramah. Terakhir, selalu tersenyumlah. Senyum yang tulus akan membuat orang lain tergetar dan otomatis akan membuat hadirin tenteram. Ini sangat menolong pembentukan suasana yang kondusif antara pengisi acara dan audience.




3) Percaya Diri
Bila kita yakin sudah menguasai materi acara, bila kita terampil berbicara di depan umum, bila kita mengemas tubuh kita dengan pakaian yang paling indah, sopan, dan nyaman, bila kita dapat menguasai audiens, bila kita sanggup berbicara dengan hati, dan bila kita dapat tersenyum dengan tulus saat berbicara, rasa percaya diri itu berarti sudah muncul dan ada pada diri Anda. Bersiaplah untuk tampil.






2. Persiapan Menjelang Tampil

Saat Anda berada di tempat acara, saatnya Anda menyadari hal-hal berikut ini. Terima kenyataan, Anda bakal merasa grogi, Curi tatap seluruh audiens, yakinkan diri sendiri, “Aku bisa”. Teguk segelas air. Berusaha tidak tampak grogi. Jangan sibuk menata pakaian Anda. Sadari Anda tidak selalu dapat memberi penampilan 100% sempurna.

3. Saatnya Anda Tampil
Percaya diri! Itulah modal awal ketika memasuki detik-detik penampilan Anda di hadapan audiens. Berkonsentrasilah karena hal ini sangat dibutuhkan ketika menjadi MC. Ini memang suatu hal yang tidak bisa ditawar lagi. Audiens sangat peka terhadap yang satu ini. Kalau pembicaraan kita sudah melantur, tidak fokus, artinya ada konsentrasi kita yang sudah bolong-bolong. Tarik nafas panjang dan sadarkan diri kita bahwa konsentrasi sangat penting dipakai sebagai modal dasar untuk menjadi MC yang penuh improvisasi. Saat di panggung mulailah melangkah dengan tenang dan yakin. Cari tempat berdiri yang tepat, dapat dilihat semua orang (sebanyak mungkin). Berdiri tegak , jangan membungkuk, bersandar dinding/meja, miring. Diam sejenak. Mainkan kontak mata. Tataplah audiens sekilas. Tersenyum dan tebarkan pesona MC yang baik. Mulailah bicara dengan hati, bukan hafalan dengan memberi salam dengan tulus dan sungguh-sungguh.




4. Tips Menjadi MC yang Handal
a. MC tidak selalu harus membacakan susunan acara pada pembukaan acara, kecuali untuk acara resmi.
b. Sadarilah Anda harus memastikan bahwa semua penonton adalah sama, tidak memberikan perlakuan khusus pada mereka yang merupakan “tuan rumah”.
c. Untuk acara hiburan, Anda bisa mengawali dengan kalimat tanya (?), kalimat langsung (“…”), puisi, cerita, atau lagu.
d. Ringkaslah apa yang dikatakan oleh pembicara. Poin ini penting buat diperhatikan. Jadi setiap seorang pembicara selesai bicara, MC harus bisa mengambil intisari dari apa yang dibicarakan oleh pembicara tersebut, atau setidaknya bagian penting dari isinya, untuk disampaikan kepada penonton.
e. Pertahankan waktu yang ditentukan. Dalam sebuah acara, tidak dimungkiri bakal ada alokasi waktu yang kurang sesuai dengan rundown acara, entah itu molor atau kecepatan. Untuk itulah MC harus bisa mengatur agar waktu tetap berjalan sesuai dengan rundown.
f. Buat penonton bersemangat. Kadangkala pada suatu acara pasti ada penonton yang merasa bosen atau ngantuk karena isinya kurang menarik.
g. Jangan bicara terlalu cepat, ucapkan setiap kata dengan intonasi yang jelas.
h. Usahakan untuk rileks, kalau gugup tarik nafas yang panjang dan dalam kemudian bergeraklah untuk melemaskan otot.
i. Buat catatan kecil untuk membantu mengingat apa yang akan dikatakan, entah itu joke, cerita atau memberikan informasi.
j. Bila mempersilakan pejabat untuk memberikan sambutan, sebaiknya MC bergerak meninggalkan mike pada saat yang sama dengan saat pejabat memegang mike.
k. Jangan memulai acara berikutnya sebelum pejabat yang baru saja selesai memberikan sambutan tiba di tempat duduknya.
l. Apabila acara tersebut banyak melibatkan wartawan, fotografer dan kameramen, sehingga kegiatan mereka mengganggu jalannya acara, secara formal beri kesempatan kepada mereka untuk mengambil gambar dan segera akhiri dengan cara yang sama.
m. Selalu bersiap bila susunan acara berubah. Oleh karena itu siapkan susunan acara rencana B atau C.
n. Hindari bahasa yang klise pada pembukaan acara seperti “Pertama-tama…” dan “Puji syukur….” Cari bahasa dan ungkapan yang lebih segar dan sesuaikan dengan tema acara.
o. Untuk menyapa atau memanggil pejabat, ungkapan “yang terhormat” hanya berlaku untuk pejabat yang paling tinggi yang hadir pada acara. Pejabat yang lain sebaiknya dipanggil “yang kami hormati”.
p. Hindari bahasa yang tidak logis seprti “Waktu dan tempat kami persilakan…!”
q. Hindari kata-kata boros dan berlebihan seperti “Kepada Rektor Universitas Multimedia Nusantara, Bapak Prof. Dr. Yohanes Surya….” Jabatan, sapaan, dan gelar seseorang sebaiknya tidak digunakan secara bersamaan.

Kata Pengantar Buku Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir

KATA PENGANTAR
Oleh; Niknik M. Kuntarto


Alhamdulillahirabbilalamin! Akhirnya, proses revisi buku Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir usai sudah atas permintaan teman-teman dosen “sang pencetak insan cendekia”, dan tentunya permintaan dari ‘sang sumber inspirasi”, para mahasiswa yang penulis sayangi.

Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir dihadirkan untuk memfasilitasi mahasiswa dan dosen dalam proses pembelajaran yang inovatif, interaktif, dan atraktif. Selain itu, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir merupakan buku yang dihadirkan dan diharapkan dapat menjadi pedoman dalam
kegiatan menulis akademik dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, dalam setiap penjelasan penulis menyertakan contohcontoh penulisan karangan yang kurang memperhatikan kesantunan bahasa dan diikuti dengan cara memperbaiki dengan aturan-aturan yang benar. Aturan-aturan yang dianjurkan tentunya disesuaikan dengan ketentuanketentuan yang dilazimkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Melalui contoh-contoh karangan yang benar diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan membaca secara kritis. Selain sebagai pedoman dalam kegiatan akademik, baik tulis maupun lisan, buku ini juga dapat memberikan arah kepada mahasiswa dalam mengembangkan kepribadian, terutama dalam hal mempersiapkan mahasiswa terjen ke dalam dunia kerja melalui pokok bahasan “Peranan Bahasa Indonesia dalam Memasuki Dunia Kerja” dengan subpokok bahasan Keterampilan Berpresentasi, Kesantunan bahasa dalam Surat Lamaran, Psikotes, dan Wawancara Kerja”. Penulis sertakan juga soal-soal kebahasaan dalam Psikotes. Dengan demikian, setelah menyelesaikan proses pembelajaran di perguruan tinggi diharapkan mahasiswa dapat menjadi insan yang siap menghadapi dunia kerja.

Pada buku Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir edisi kedua ini sebagian besar soal-soal latihan dalam Lembar Tugas Mahasiswa (LTM) sudah diperbaharui dan disesuaikan dengan masalah-masalah kebahasaan yang dihadapi oleh mahasiswa. Terakhir buku ini juga menyertakan soalsoal
latihan Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), soal Psikotes (Khusus Kebahasaan), dan soal Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) agar mahasiswa dapat berlatih untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia. Pada buku cetakan kesembilan ini, penulis menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang baik selama ini kepada
1. Teman-teman dan para dosen di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia,
2. Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, Dr. Kastam, Dr. Wiyatmi, Dr. Teguh, Dr. Rohmad Widyantoro, dan para dosen di FPBS, Universitas Negeri Yogyakarta,
3. Dr. Ninok Leksono, dan Dr. Winarno, di Universitas Multimedia Nusantara,
4. Bapak R. Masri Sareb Putra, Bapak Edi Sutarto, Bapak Stevanus Herman Bala, Bapak OT, dan para pengajar Bahasa Indonesia di Universitas Multimedia Nusantara,
5. Bapak Josef, Ibu Ribka pengajar Bahasa Indonesia di Universitas Pelita Harapan,
6. Prof. Dr. Zaenal Arifi n, Bapak Amran S. Tasai, Bapak Mustaqim, Bapak Utjen, Bapak Zaruki, Ibu Wiwik, Ibu Ani, Ibu Erlis, dan pengajar Bahasa Indonesia lainnya di Universitas Trisakti; juga
Bapak Sutan Assin, Ibu Agustin, Ibu Hany, Pak Ganjar, dan Ibu Albertin di Pusat Bahasa Universitas Trisakti,
7. Dr. Nyoman Riasa dan pengajar BIPA di APBIPA Bali, 8. Bapak Olo Tahe Sinaga, Bapak Wahid, Ibu Tuti, Ibu Woro, dan pengajar Bahasa Indonesia di Universitas Esa Unggul,
9. Bapak Arju, Bapak Wahyu, pengajar Bahasa Indonesia lainnya di Universitas Nasional,
10. Bapak Widyo, Bapak Jono, Bapak Sugiarto, Bapak Tri, Ibu Lina, Ibu Sapitri, Ibu Tri Wahyu, dan pengajar Bahasa Indonesia lainnya di Universitas Gunadarma,
11. Dr. Abdullah dan pengajar Bahasa Indonesia di Universitas Diponegoro,
12. Dr. Erna S. Widodo, Dr. Sofyan, Ibu Amalia, Mbak Ratna, Mbak Anna, Mbak Ugi, Mbak Khodijah, Mbak Jerry, Mbak Susi, Mbak Maris, dan Pak Puji Santosa di STIP Abdi Negara,
13. Prof. Johanes Surya di Surya Institut,
14. Prof. Ermaya Suradinata di President University,
15. Prof. Arief, Pak Sabar, Pak Bambang, Pak Refren dan para pengajar Bahasa Indonesia di STIE Kusuma Negara,
16. Ibu Westri, Ibu Ade, Ibu Lina, Ibu Nisa, Pak Joko, Pak Rosento, dan para pengajar Bahasa Indonesia di Akademi Bina Sarana Informatika,
17. Pak Lutfi , Pak Sol, Pak Drajat, Ibu Nita, dan para pengajar Bahasa
Indonesia di Akademi Bina Insani,
18. para pengajar Bahasa Indonesia lainnya yang telah bekerja sama menularkan cinta bahasa Indonesia melalui buku ini di Universitas Bunda Mulia, Universitas Mustopo Beragama, STIE Budi Bakti, dan universitas lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Terakhir penyusun ucapkan terima kasih juga kepada keluarga tercinta: Ibu, Bapak, Mama, Apa, dan saudara-saudara atas doa yang tak pernah berhenti dipanjatkan pada-Nya untuk penulis; Mas Totok, terima kasih, kau selalu memberiku kesempatan menjadi wanita yang berguna; Ruby, Rere, dan Romeo, terima kasih karena kalian motivator terbesar bagi mama untuk menyelesaikan buku ini.

Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada penerbit Mitra Wacana Media yang memiliki perhatian besar atas terbitnya buku ini. Semoga Mitra Wacana Media berkembang menjadi penerbit yang lebih besar dan sukses. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, terutama
para mahasiswa dalam mengembangkan kepribadiannya dalam usaha meningkatkan kemahiran berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulis, dengan memperhatikan kesantuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

Jakarta, 10 Mei 2011
Dengan penuh kasih sayang
Penulis

Akhirnya, buku Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir Edisi II siap terbit

Alhamdulillahirabbilalamin...